首页> 外文OA文献 >Interpretasi Khalayak Pria terhadap Sosok Perempuan dalam Tayangan Mata Lelaki
【2h】

Interpretasi Khalayak Pria terhadap Sosok Perempuan dalam Tayangan Mata Lelaki

机译:男性观众对男性形象的男性受众解读

摘要

Nama : Rindhianti Novita SariNIM : D2C009009Judul : Interpretasi Khalayak Pria terhadap Sosok Perempuandalam Tayangan Mata LelakiABSTRAKProgram acara televisi yang menonjolkan kesensualan perempuan sebagai dayatarik utamanya, menjadi ajang bisnis bagi pekerja media untuk meraup untungsebesar-besarnya. Kata “pengetahuan” dan “hiburan” dijadikan alasan dalampenyajian tayangan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuibagaimana interpretasi khalayak pria terhadap sosok perempuan dalam tayanganMata Lelaki. Selain itu juga untuk mengetahui bagaimana para penonton programacara Mata Lelaki menggunakan materi acara tersebut sebagai rujukanpembicaraan dalam kehidupan sehari-hari. Teori yang digunakan yaitu encodingdecoding(Stuart Hall, 1980), everyday life (David Chaney, 2002), dan teorinormatif (McQuail,1987). Tipe penelitian ini adalah deskriptif kualitatif denganpendekatan resepsi dan dikaitkan dengan analisis ekonomi politik media. Teknikpengumpulan data dilakukan dengan menggunakan indepth interview kepadaempat informan yang telah dipilih oleh peneliti, yakni khalayak pria yang aktifatau pernah aktif menonton tayangan Mata Lelaki.Hasil penelitian ini menunjukkan khalayak menganggap bahwa tayangan MataLelaki merupakan sebuah tayangan yang menghibur, yang berorientasi padaseksualitas. Selain itu, ada pula keberagaman pendapat mengenai eksploitasisensualitas dan tubuh perempuan yang digunakan dalam tayangan Mata Lelaki.Secara keseluruhan khalayak setuju bahwa apa yang disajikan dalam tayanganMata Lelaki sudah sesuai dengan Pedoman Perilaku Penyiaran dan StandarProgram Siaran (P3SPS) yang ditetapkan oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).Dalam hal ini tayangan Mata Lelaki dianggap materi yang ringan, sehingga bisadijadikan pembicaraan dalam konteks bercanda atau selingan ketika waktu sela ditengah-tengah kesibukan bekerja. Tayangan Mata Lelaki digunakan sebagairujukan pembicaraan dalam kehidupan sehari-hari, meskipun hal tersebut tidakdilakukan oleh semua khalayak. Penelitian ini menunjukkan bahwa khalayakmengetahui adanya istilah khusus yang digunakan dalam tayangan Mata Lelaki.Namun, meskipun hampir semua informan menggunakan tayangan Mata Lelakisebagai bahan pembicaraan sehari-harinya, mereka tidak serta mertamenggunakan istilah yang ada dalam tayangan tersebut ke dalam pembicaraansehari-harinya.Kata kunci: Sensualitas perempuan, everyday life, tayangan malam Indonesia.ABSTRACTTelevision programs that highlight the sensuality of women as the main attraction,also become a business event for media workers to reap maximum profit. Theword "knowledge" and "entertainment" as a reason in the presentation of theshow. The purpose of this study was to determine how the public interpretation ofthe figure of a man in a women\u27s show Mata Lelaki. In addition, to know how toprogram the audience the show Mata Lelaki using the event as a referencematerial talks in everyday life. The theory used is encoding-decoding (Stuart Hall,1980), everyday life (David Chaney, 2002), and normative theory (McQuail,1987). This type of research is a qualitative descriptive approach was associatedwith the reception and analysis of the political economy of media. Data wascollected using in-depth interviews to four informants who had been chosen bythe researchers.The results showed that the audience assumes impressions Mata Lelaki is anentertaining show, which is oriented towards sexuality. In addition, there is also adiversity of opinion regarding the exploitation of sensuality and women\u27s bodiesare used in the show Mata Lelaki. Overall the audience agreed that what ispresented in the Mata Lelaki impressions are in accordance with the BroadcastingCode of Conduct and Broadcasting Program Standards (P3SPS) established by theIndonesian Broadcasting Commission (KPI). In this sense impressions MataLelaki is considered as a lightweight material, so that it can be used in the contextof the conversation everyday or distraction joking in the spare time in the middleof busy work. Impressions Mata Lelaki is used as a reference in the conversationof everyday life, even if it is not done by all audiences.This study shows that theaudience aware of any specific terms used in the show Mata Lelaki. However,although almost all informants using impressions Mata Lelaki as a day-to-dayconversation, they do not necessarily use the term contained in these show intoeveryday conversation.Keywords: Sensuality women, everyday life, evening shows in Indonesia.Interpretasi Khalayak Pria terhadap Sosok Perempuan dalam TayanganMata LelakiPENDAHULUANMenayangkan materi bermuatan seksualitas di media massa, memangmemiliki tujuan yang jelas dan hampir selalu disadari oleh pengelola media, yaituuntuk menarik perhatian pembaca, pendengar, atau penonton untuk membaca,mendengar, dan menonton materi tersebut. Jika perhatian khalayak telah berhasildirebut, hal ini selanjutnya dapat dijual ke pengiklan, yang artinya membawakeuntungan ekonomis bagi organisasi media. Jadi, memang tidak dapat dipungkiribahwa seks dan semua bentuk serta penggambarannya (yang memiliki unsurkenikmatan) akan selalu membangkitkan rasa ingin tahu khalayak dan juga dapatmembangkitkan fantasi pada khalayak tertentu. Salah satu isu utama dalam studipenonton menyangkut hubungan antara produser, teks, dan penonton. Dalambanyak persamaan ini adalah tentang keseimbangan kekuatan yakni menilaisejauh mana khalayak dipengaruhi dan terpengaruh oleh teks media (Rayner,Wall, dan Kruger, 2004: 96).Program tayangan televisi Indonesia yang sengaja disajikan pada tengahmalam seringkali mengusung tema seksualitas. Perempuan yang ditampilkanselalu menggunakan busana mini yang ditujukan agar penonton yangmenyaksikan tayangan tersebut semakin terbelalak, terutama pada kaum lelaki.Hal ini tidak terlepas dari adanya komodifikasi dari pihak-pihak tertentu yangmemiliki kepentingan untuk memperoleh keuntungan secara materi. John Dovey(dalam Rayner, Wall, dan Kruger, 2004: 126) berpendapat bahwa kita hidupdalam masyarakat pengakuan dan menggambarkan fenomena genre baru televisisebagai \u27media orang pertama\u27 di mana subjektivitas, personal, dan intim menjadiprioritas. Mata lelaki seringkali dibuat terbelalak manakala menyaksikan kamerayang menelusuri tubuh perempuan dari ujung kaki hingga ujung rambut, ditambahpula si perempuan yang dengan sengaja melekukkan tubuhnya agar terlihat lebihsensual dan menarik hasrat kaum lelaki.Perempuan yang kemudian dijadikan objek untuk dieksploitasi seakanakanpasif dan menerima saja atas perlakuan pihak-pihak yang berkepentingan.Dalam hal ini perlindungan hak-hak perempuan justru dikesampingkan danmengutamakan profit yang akan didapatkan pihak media. Perempuan dijadikankonsumsi khalayak dan dipandang sebagai makhluk yang lemah, sebagaikeindahan yang dinikmati oleh barbagai khalayak yang berbeda-beda, dan darilatar belakang yang berbeda pula.Dari uraian di atas, serta mengingat bahwa penelitian ini ingin mengupasruang pemaknaan, maka peneliti ingin melihat bagaimana pemaknaan khalayakterhadap sosok perempuan dalam tayangan Mata Lelaki berkaitan dengan gayahidup masyarakat di era modern saat ini. Selanjutnya masalah yang diteliti dalampenelitian ini dirumuskan ke dalam pertanyaan sebagai berikut:1. Bagaimana interpretasi lelaki terhadap sosok perempuan dalam tayanganMata Lelaki?2. Bagaimana para penonton program acara Mata Lelaki menggunakanmateri acara tersebut sebagai rujukan pembicaraan dalam kehidupansehari-hari?ISIPenelitian ini merupakan kajian interpretatif atas content media berupateks, yang merupakan kombinasi tanda-tanda yang berupa tanda visual dan audio,dengan analisis yang bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif memerlukanketerlibatan yang lebih mendalam dengan penonton itu sendiri. Ini termasukteknik seperti wawancara dalam rangka untuk sampai pada kesimpulan tentangperilaku penonton dalam kaitannya dengan konsumsi media (Rayner, Wall danKruger, 2004: 96).Jika dikaitkan dengan tema tersebut, penelitian ini menggunakanparadigma interpretatif untuk melakukan interpretasi dan memahami alasan darisubyek penelitian terhadap tindakan sosial yang mereka lakukan, yaitu bagaimanamereka mengonstruksikan kehidupan yang ditampilkan dalam sebuah tayangantelevisi Mata Lelaki dan memberikan makna dari tayangan tersebut. Penelitian inimenggunakan analisis resepsi yang memiliki cara pandang khusus mengenaikhalayak. Dalam hal ini khalayak adalah sebagai penghasil makna, bukan hanyapengonsumsi media semata. Tujuan resepsi secara umum adalah untukmenemukan bagaimana khalayak dengan konteks sosial dan latar belakang yangberbeda membuat bermacam-macam pengertian mengenai teks media.Televisi merupakan salah satu bentuk komunikator massa, di mana dalamhal ini khalayak adalah sebagai komunikan. Proses komunikasi massa padahakekatnya merupakan proses pengoperan lambang-lambang yang berarti(mengandung arti atau makna) yang dilakukan melalui saluran-saluran (chanel),biasanya dikenal dengan media cetak, media auditif (radio), media visual (gambar,lukisan), atau media audio visual seperti televisi dan film.Dalam hal ini hubungan antara media dan khalayak dijelaskan Stuart Halldalam model encoding dan decoding. Encoding, yang merupakan domain dariproduser, dan decoding domain dari penonton. Proses mengkomunikasikan pesanmensyaratkan bahwa dikodekan sedemikian rupa sehingga penerima pesanmampu untuk memecahkan kode itu (Rayner, Wall, dan Kruger, 2004: 97).Misalnya, pesan televisual dikodekan melalui penggunaan teknologi kamera,ditransmisikan sebagai sinyal dan kemudian diterjemahkan dengan menggunakantelevisi, kemudian khalayak memberikan pemaknaan atas tanda-tanda dan pesanyang disampaikan oleh media. Dalam hal ini pesan yang disampaikan oleh mediakepada khalayak mengandung sebuah ideologi. Sebagai salah satu media massa,televisi membawa ideologi-ideologi tertentu yang berusaha ditanamkan kepadakhalayak melalui teks. Model encoding dan decoding yang diajukan oleh StuartHall dan David Morley berpusat pada gagasan bahwa penonton bervariasi dalamrespon mereka terhadap pesan media. Hal ini karena khalayak dipengaruhi olehposisi sosial mereka, jenis kelamin, usia, etnis, pekerjaan, pengalaman dankeyakinan serta di mana mereka berada dan apa yang mereka lakukan ketikamereka menerima pesan.Dalam perspektif active audience khalayak dipandang sebagai penciptamakna yang aktif. Khalayak Mata Lelaki adalah khalayak yang aktif. Merekatidak langsung secara mentah-mentah menerima apa yang mereka tonton dalamsebuah tayangan televisi. Khalayak merupakan penerima pesan dan pengolahinformasi. Ien Ang menyebutkan bahwa khalayak media bukanlah sebagai“masses” yaitu sekumpulan orang anonym dan pasif yang tidak beridentitas.Bukan pula sebagai “market” yang menjadi target industri media. Namunkhalayak media aktif dalam menggunakan, menginterpretasikan dan menikmatiproduk media. (Ang, dalam Downing, Mohammad, dan Sreberny Mohammad,1990 : 165). Dalam pelaksanaannya, mereka seakan terlihat pasif dan hanya diamketika menonton sebuah tayangan televisi, namun pada Kenyatannya banyak halyang sedang berlangsung dalam pikiran mereka (Burton, 2008: 222). Selain itukhalayak menginterpretasikan teks media dengan cara mereka sendiri dandihubungkan dengan keadaan sosial dan budaya mereka serta pengalaman pribadimereka (Ang dalam Downing, Mohammadi, dan Sreberny-Mohammadi [eds],1990: 160).Khalayak yang menjadi informan dalam penelitian ini merupakankhalayak yang masih aktif menonton tayangan Mata Lelaki, dan pernah aktifmenonton tayangan tersebut. Keempat informan memiliki tingkat pendidikan danlingkungan sosial yang berbeda. Dalam wawancara informan menyampaikaninterpretasi mereka masing-masing terkait dengan tayangan Mata Lelaki.Khalayak yang dalam hal ini merupakan penghasil makna, memaknai tayanganMata Lelaki secara beragam, karena teks yang berbeda dapat menghasilkanpemaknaan yang beragam.Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara dapat disimpulkan sebagaiberikut:1. Khalayak menganggap bahwa tayangan Mata Lelaki merupakan sebuahtayangan yang menghibur, yang berorientasi pada seksualitas. Meskipundemikian, ada pula anggapan bahwa perempuan yang tampil sensual danterbuka dalam media merupakan hal yang tidak wajar. Adapun yangmengatakan hal tersebut sebagai suatu kewajaran, yakni karena melihatdari pers yang ada di Indonesia. Bahwa pers di Indonesia sudah terbukadan bebas, sehingga hal tersebut merupakan konsekuensi yang harusditerima oleh kita sendiri dari kebebasan pers yang kita anut.2. Penelitian ini menunjukkan adanya keberagaman pendapat mengenaiekploitasi sensualitas dan tubuh perempuan yang digunakan dalamtayangan Mata Lelaki. Ada pendapat tidak setuju, dengan alasan haltersebut sama saja merendahkan derajat kaum perempuan. Namun adapula pendapat yang setuju mengenai hal tersebut, dikarenakan apa yangditampilkan dalam tayangan Mata Lelaki tidak sekadar seksualitas saja.Tetapi juga ada informasi baru yang diberikan kepada penonton. Meskipundemikian, secara keseluruhan khalayak setuju bahwa apa yang disajikandalam tayangan Mata Lelaki sudah sesuai dengan Pedoman PerilakuPenyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) yang ditetapkan olehKomisi Penyiaran Indonesia (KPI).3. Dalam hal ini tayangan Mata Lelaki dianggap materi yang ringan,sehingga bisa dijadikan pembicaraan dalam konteks bercanda atauselingan ketika waktu sela di tengah-tengah kesibukan bekerja. TayanganMata Lelaki digunakan sebagai rujukan pembicaraan dalam kehidupansehari-hari, meskipun hal tersebut tidak dilakukan oleh semua khalayak.4. Penelitian ini menunjukkan bahwa khalayak mengetahui adanya istilahkhusus yang digunakan dalam tayangan Mata Lelaki. Namun, meskipunhampir semua informan menggunakan tayangan Mata Lelaki sebagaibahan pembicaraan sehari-harinya, mereka tidak serta merta menggunakanistilah yang ada dalam tayangan tersebut ke dalam pembicaraan sehariharinya.PENUTUPMedia televisi melalui tayangan Mata Lelaki yang disajikan memangbertujuan untuk mengarahkan khalayak ke arah pembacaan yang diinginkan.Makna dominan (preferred reading) dalam sebuah tayangan selalu tersirat denganjelas, dalam hal ini bagaimana produser ingin menuntun khalayak kepadapemaknaan yang sesuai dengan kode-kode dominan tersebut. Dalam hal ini MataLelaki sebagai tayangan malam mempertontonkan kesensualan perempuan,dengan menggunakan busana yang sangat minim dan terlihat pada bagian dadanyadiharapkan dapat menjadi sebuah hiburan bagi khalayak yang menonton. Selainitu, tayangan ini juga menekankan pada sisi informatif untuk memberikanpengetahuan baru bagi khalayaknya seputar dunia malam dan seksualitas.Sosok perempuan dalam media hingga saat ini masih sering digambarkansebagai penarik perhatian. Tayangan televisi sebagai salah satu industri budayaseringkali menggunakan tubuh perempuan lengkap dengan segala“keperempuanannya” sebagai daya tarik yang paling utama. Tubuh perempuandieksploitasi dengan penonjolan pada bagian-bagian tubuhnya yang mampumenimbulkan kesan sensual seperti paha, payudara, rambut yang tergerai, bibir,atau tubuh yang sensusal secara utuh. Hal tersebut masih saja selalu terjadi karenadianggap mampu menaikkan rating program televisi mereka yakni sebagaipekerja media. Meskipun sering mendapat teguran keras dari KPI karenamenyajikan bagian-bagian intim tubuh perempuan seperti belahan dada dan paha.Para pekerja media hanya memikirkan keuntungan untuk mereka sendiri dan tidakpeduli apakah hal tersebut melanggar P3SPS yang sudah ditetapkan KPI. Itulahmengapa tayangan hiburan malam yang berorientasi pada seksualitas masih sajadiproduksi.Peran dari Pedoman Perilaku Penyiaran (P3SPS) terlihat masih sangatlemah. Hal tersebut dapat dilihat dari interpretasi informan yang secarakeseluruhan dari mereka mengatakan tayangan Mata Lelaki sudah sesuai denganP3SPS, karena sudah dilakukan sensor di dalamnya. Padahal jika kita lebihcermat, dalam tayangan tersebut dilakukan sensor hanya untuk melindungiidentitas narasumber yang dirahasiakan. Sedangkan untuk adegan yangmemperlihatkan bagian intim tubuh perempuan, seperti paha, belahan dada, danperut justru sama sekali tidak tersentuh sensor. Dari sini dapat dilihat bahwa perandari P3SPS masih sangat lemah. Selain itu, media seakan-akan masih bebasmelakukan apa pun demi mendapatkan keuntungan. Media sangat cerdas dalammemainkan perannya dan bersembunyi di Balik kata sensor yang sudah merekalakukan, meskipun sensor tersebut tidak tepat dalam penggunaannya.Khalayak diharapkan lebih cermat mengkritisi tayangan malam yangdisuguhkan oleh pekerja media yang banyak mengeksploitasi tubuh perempuandan lebih mampu berperan sebagai khalayak aktif dalam menerima pesan yangdisampaikan oleh media.Penelitian terhadap tayangan Mata Lelaki yang mengeksploitasi tubuhperempuan yang menggunakan analisis resepsi, ini diharapkan dapat menjadireferensi untuk penelitian selanjutnya. Dengan menggunakan berbagai teori danpendekatan lainnya yang sesuai, untuk mengkritisi tayangan-tayangan televisiyang ada di Indonesia sesuai perkembangannya.DAFTAR PUSTAKABurton, Graeme. 2000. Membincangkan Televisi: Sebuah Pengantar KepadaStudi Televisi. (Terj.) Bandung: JalasutraDowning, John, Ali Mohammadi, Annabelle Sreberny-Mohammadi. 1990.Questioning The Media a Critical Introduction. USA: Sage PublicationRayner, Philip, Peter Wall dan Stephen Kruger. 2004. Media Studies: TheEssentian Resource. London: Routledge
机译:名称:Rindhianti Novita SariNIM:D2C009009标题:男性印象中男性观众对女性形象的理解ABSTRAK电视节目突出了女性的性感作为主要吸引力,成为媒体工作者从中获取最大利润的商业场所。这些节目的介绍中使用“知识”和“娱乐”这两个词作为理由。这项研究的目的是找出《男性之眼》中男性观众对女性形象的诠释。此外,还可以发现Mata Lelaki节目的受众如何将节目材料用作日常生活的参考。使用的理论是编码解码(Stuart Hall,1980),日常生活(David Chaney,2002)和理论信息(McQuail,1987)。这种类型的研究是对接受方法的描述性定性,并与对媒体政治经济学的分析有关。数据收集技术是通过对研究人员选择的四名线人进行深入访谈而完成的,即活跃或曾经看过Male Eyes节目的男性观众。这项研究的结果表明,观众认为Men's Eyes节目是面向质量的娱乐节目。此外,对于利用“男性眼”广播节目中的妇女的质量和身体的利用,也有各种各样的意见,总体上,观众同意,“男性眼”节目中的内容符合印度尼西亚广播委员会(KPI)制定的《广播行为准则和广播节目标准》(P3SPS)。 )。在这种情况下,“男性之眼”程序被认为是轻量级的内容,因此在忙于工作的时间中断时,它可以用作笑话或间断的对话。尽管并非所有受众都将“男性眼印象”用作日常生活中的参照。这项研究表明,公众知道“人的眼睛”程序中使用了特殊的术语,但是,尽管几乎所有的线人都将“人的眼睛”程序用作日常会话材料,但他们在日常谈话中并没有使用该程序中包含的术语。妇女的性感,日常生活,印度尼西亚的夜间表演摘要强调妇女的性感作为主要吸引力的电视节目,也成为媒体工作者从中获取最大利润的商业活动。词“知识”和“娱乐性”是节目展示中的一个原因。这项研究的目的是确定公众对男人中人物的解释如何显示马塔·拉基。此外,为了了解如何为观众安排节目,马塔·拉基(Mata Laki)将该活动用作日常生活中的参考材料讲座。使用的理论是编码-解码(Stuart Hall,1980),日常生活(David Chaney,2002)和规范理论(McQuail,1987)。这类研究是定性的描述性方法,与媒体政治经济学的接受和分析相关。数据是通过对研究人员选择的四名线人进行深入访谈而收集的,结果表明,观众认为“男性眼”是令人着迷的表演,着重于性取向。此外,关于利用淫荡的现象也有多种见解,并且在节目《 Mata Men》中使用了女性的身体。总体上,听众同意,“男性之眼”印象中的内容符合印度尼西亚广播委员会(KPI)制定的《广播行为守则和广播节目标准》(P3SPS)。从这个意义上说,印象Mata Mata被认为是一种轻质材料,因此可以在日常对话中使用,也可以在忙碌的工作中的业余时间开玩笑。即使并非所有听众都对“男性眼睛印象”有参考,这也表明听众知道“男性眼睛”中使用的任何特定用语。但是,尽管几乎所有的线人都使用印象,男性的眼睛作为日常转换,但他们并不一定会在日常对话中使用这些节目中包含的术语:关键词:妇女的淫荡,日常生活,晚上的印度尼西亚演出;男性观众对人物的解读在男性眼中的女性印象引言在大众媒体上展示带有性收费的材料确实有明确的目的,并且几乎总是由媒体经理实现的,即吸引读者,听众或观看者阅读,收听和观看该材料的注意力。如果成功吸引了公众的注意,则可以将其出售给广告商,这意味着为媒体组织带来经济利益。所以不可否认,性,所有形式和描写(具有愉悦的元素)将始终引起观众的好奇心,并且还会引起某些观众的幻想。受众研究的主要问题之一是制作人,文本和受众之间的关系。在许多情况下,这种等式是关于力量平衡的,即评估受众在多大程度上受媒体文本的影响(Rayner,Wall和Kruger,2004:96)。印尼电视节目在午夜故意播出,通常带有性主题。所展示的女性总是使用迷你连衣裙,目的是使观看展示的观众更加睁大眼睛,尤其是对男人而言,这与某些对获取物质利益感兴趣的政党的商品化是分不开的。约翰·多维(John Dovey,在Rayner,Wall和Kruger中,2004:126)认为,我们生活在一个公认的社会中,并将新型电视现象描述为“第一人称媒体”,其中主观性,个人性和亲密性优先。看着摄像机跟踪女人的身体从脚趾到头发的尖端时,男人的眼睛通常会睁大,再加上故意弯曲身体以使其看起来更具性欲并吸引男人欲望的女人,然后这些女人就被当作是被利用的对象,就好像他们是被动的并接受派对的待遇一样。在这种情况下,妇女权利的保护将被无视,并优先考虑媒体获得的利润。女性被大众所消费,被视为软弱的生物,以及不同受众,不同背景享有的美丽。根据以上描述,并记住本研究希望探索意义的含义,研究人员希望了解受众的意义如何朝向人物。马塔莱拉基(Mata Lelaki)的女性与现代人的生活方式有关。此外,本研究中研究的问题被表述为以下问题:1。在《男人的眼睛》中男性对女性形象的解释是什么?2。 Mata Lelaki计划的受众如何使用该程序的材料作为日常生活中的对话参考?ISI这项研究是对索引媒体内容的解释性研究,该内容是视觉和音频标志形式的标志的组合,并进行了定性分析。定性研究需要与听众本身进行更深入的参与。这包括访谈等技术,以便得出与媒体消费相关的受众行为的结论(Rayner,Wall和Kruger,2004:96)如果与这些主题相关联,本研究将使用解释性范式来解释和理解研究对象从事社会行为的原因,他们就是这样做的,也就是说,他们如何构建在“人眼”电视屏幕上显示的生活并赋予节目以意义。这项研究使用了对受众具有特殊视角的接收分析。在这种情况下,观众是意义的产生者,而不仅仅是媒体消费。招待会的总体目的是发现具有不同社会背景和背景的受众如何理解媒体文本,电视是大众传播者的一种形式,在这种情况下,受众是一种交流者。大众传播的过程实质上是传递有意义的符号(包含含义)的过程,这些符号通过通常称为印刷媒体,听觉媒体(广播),视觉媒体(图片,绘画)或媒体的渠道(渠道)执行像电视和电影这样的音频视频,在这种情况下,媒体和受众之间的关系由Stuart Hall在编码和解码模型中解释。编码是生产者的领域,解码是受众的领域。传达消息的过程要求对消息进行编码,以使消息的接收者能够对其进行解码(Rayner,Wall和Kruger,2004:97)。例如,电视消息是通过使用摄像头技术进行编码的,作为信号进行传输,然后通过电视进行翻译,然后听众给出含义。媒体传达的标志和信息。在这种情况下,媒体向公众传递的信息包含一种意识形态。作为大众媒体之一电视带有某些意识形态,试图通过文字将其灌输给观众。斯图尔特·霍尔(Stuart Hall)和戴维·莫利(David Morley)提出的编码和解码模型的中心思想是,受众对媒体消息的反应各不相同。这是因为听众受到他们的社会地位,性别,年龄,种族,职业,经验和信仰以及他们所处的位置以及收到消息后的行为的影响,从积极的听众的角度来看,听众被视为积极的意义创造者。男性眼观众是活跃的观众。他们不会立即直接接受他们在电视节目中观看的内容。受众是消息的接收者和信息处理者。恩昂说,媒体受众不是“群体”,而是一群不愿透露姓名的匿名和被动人群,也不是媒体行业的目标市场。但是媒体受众活跃于使用,解释和欣赏媒体产品。 (昂,在唐宁,穆罕默德和斯雷伯尼·穆罕默德中,1990:165)。在实践中,他们似乎是消极的,只有在看电视节目时才保持沉默,但实际上,他们在想着很多事情(Burton,2008:222)。此外,以自己的方式解释媒体文本并将其与他们的社会,文化条件和个人经历联系起来是适当的(Ang in Downing,Mohammadi和Sreberny-Mohammadi [eds],1990:160)。观看“男性之眼”,并积极观看了这些节目。这四名线人的教育程度和社会环境不同。在访谈中,线人传达了他们与《男人的眼睛》节目相关的解释。在这种情况下,受众是意义的产生者,通过不同的方式解释了《男人的眼睛》的印象,因为不同的文本可以产生各种含义。基于研究和访谈的结果可以得出以下结论:1。观众认为Mata Lelaki表演是一场有趣的性取向表演。即使这样,也有一种假设是,在媒体上显得性感和开放的女性是不自然的。至于谁说的公平,那是因为看印尼的媒体。印度尼西亚的新闻界是开放和自由的,因此,我们必须从我们自称的新闻自由中接受这一后果。2。这项研究表明,在“男人的眼睛”中,关于利用淫荡感和女性身体的观点多种多样。有一种观点不同意,认为这无异于降低妇女的学历。但是,也有人对此表示同意,因为在《男人的眼睛》中所展示的不仅是性,而且还向观众提供了新的信息。即便如此,总的来说,公众也同意,“ Mata Mata”节目中介绍的内容符合印度尼西亚广播委员会(KPI).3。制定的《广播行为准则和广播节目标准》(P3SPS)。在这种情况下,Mata Lelaki程序被认为是轻量级的内容,因此在忙碌的工作中,如果时间中断,它可以用作开玩笑或分散注意力的对话。尽管并非所有听众都可以将“男性眼睛印象”用作日常对话的参考。4。这项研究表明,听众知道“男人的眼睛”中使用了一些特殊术语。然而,尽管几乎所有的线人都将Male Eyes节目用作日常对话材料,但他们并不一定在日常对话中使用该节目中的术语。CLOSER通过“男人的眼睛”视频播放的电视媒体旨在使受众定向到所需的阅读。 (首选阅读)总是在节目中明确暗示,在这种情况下,制片人希望如何按照这些主要代码来引导观众理解其含义。在这种情况下,MataLelaki作为一个夜间节目展示了女性的性感,他们使用极少的衣服,并在胸部看到它,这将是观众的一种娱乐方式。除此之外该节目还侧重于在信息量方面为夜生活和性世界的观众提供新知识,但媒体上的女性形象仍然经常被吸引。电视节目作为文化产业之一,经常以女人的身体和所有的“女人味”为主要吸引力。女性身体的突出之处在于其身体各部位的突出,这些突出会造成诸如大腿,胸部,松散的头发,嘴唇或整个人口普查机构等感官印象。仍然总是这样,因为它被认为能够提高其电视节目(即媒体工作者)的收视率。尽管她们经常受到KPI的谴责,因为她们表现出了女性身体的私密部位,例如乳沟和大腿,但媒体工作者只是在考虑自己的利益,不在乎它是否违反了KPI设定的P3SPS。这就是为什么仍在制作以夜生活为主题的性爱节目的原因,广播行为守则(P3SPS)的作用似乎很弱。从对整个举报人的解释中可以看出这一点,他们说“人眼”节目符合P3SPS,因为审查工作是在内部进行的。但是,如果我们更加谨慎,检查制度将仅用于保护机密举报人的身份。而对于那些显示女性身体内在部分(例如大腿,乳沟和胃)的场景,传感器则完全没有触及。由此可见,P3SPS标准仍然非常薄弱。此外,媒体仍然可以自由地为牟利而做任何事情。媒体非常聪明地扮演了自己的角色,并且隐藏了他们所做的审查员的言论,即使审查员的使用不合适。媒体研究利用接受分析的男性眼睛对利用女性身体的印象,将为进一步研究提供参考。通过使用各种合适的理论和其他方法,根据印尼电视节目的发展来批评电视节目。 2000年。谈论电视:电视研究导论。 (Terj。)万隆:贾拉苏特拉·唐宁,约翰,阿里·穆罕默迪,安娜贝勒·史贝妮·穆罕默迪。 1990年《质疑媒体的批判性介绍》。美国:Sage出版人Rayner,Philip,Peter Wall和Stephen Kruger。 2004年。媒体研究:最终资源。伦敦:Routledge

著录项

相似文献

  • 外文文献
  • 中文文献
  • 专利

客服邮箱:kefu@zhangqiaokeyan.com

京公网安备:11010802029741号 ICP备案号:京ICP备15016152号-6 六维联合信息科技 (北京) 有限公司©版权所有
  • 客服微信

  • 服务号